Isokruprin adalah suatu obat fenetanolamin sintetik
dari golongan beta mimetic yang bekerja sebagai vasodilator. Sturktur kimia dari Isoksuprin yaitu:
Isoksuprin merupakan obat vasodilator yang memiliki
daya rekasan terhadap otot polos.
Isoksuprin bekerja pada reseptor alfa dan reseptor beta pada organ-organ
termasuk uterus. Reseptor beta dibagi menjadi reseptor beta 1 yang terdapat
pada jantung dan reseptor beta dua yang
terdapat pada uterus. Rangsangan reseptor beta ini menyebabkan terjadi
eksitasi.
Sebagai vasodilator, isoksuprin dapat menyebabkan
terjadinya relaksasi otot uterus. isoksuprin bekerja dengan cara menstimulasi
adenil siklase pada sel myometrium. Proses ini menyebabkan terhambatnya keberadaan
Calsium bebas pada intraseluler yang diperlukan dalam aktivasi MLCK. MLCK
berperan dalam mekanisme phosporilasi miosisn aga dapat berinteraksi dengan
aktim membentuk aktomiosin yang dapat menimbulkan kontraksi. Sehingga dengan
berkurangnya kadar Calsium pada intraseluler menyebabkan isoksuprin dapat
merelaksasi uterus. Karena obat ini dapat bekerja pada tingkat system
kontraktilitas intra seluler, maka isoksuprin dapat digunakan sebagai tokolitik
untuk kontraksi otot uterus dengan berbagai penyebab. Sehingga bila diberikan secara menerus akan
berakibat hilangnya efek penghambatan kontraksi uterus.
Berdasarkan mekanisme tersebut, isoksuprin dapat menimbulkan efek
samping:
a.
Terhadap system kardiovaskuler
Peningkatan
dosis isoksuprin dapat berakibat pada peningkatan denyut jantung dan
kontraktilitasnya. Hal ini disebabkan
oleh stimulasi khronotropik dan inotropic pada miokardium dan vasodilatasi
pembuluh darah tepi. Penurunan efek denyut jantung akan terlihat pada awal
pemberian obat dan semakin melemah atau menurun jika terapi dilakukan dalam jangka
panjang.
Keluhan
subjektif yang paling sering dijumpa dapat berupa palpitasi, tremor ringan,
mual, muntah dan nyeri kepala.
Palpitasi
dan taikardi merupakan konsekuensi efek kardiak preparat betamimetik sedaangkan
efek samping yang lain merupakan akibat dari gangguan metabolism. Pengaruh lan
dari preparat adalah timbulnya edema paru akibat tingginya tekanan hidostatik.
Naiknya tekanan hidrostatik ini disebabkan oleh peningkatan curah jantung dan
terjadinya perubahan pada pembuluh darah. Timbulnya konstipasi juga dilaporkan
karena terjadi hambatan kontraksi otot polos system pencernaan (digestif).
b.
Terhadap janin
Pemberian
isoksuprin dapat menyebabkan janin mengalami takikardi, hipotensi. Sedangkan
keracunan isoksuprin HCl dapat mengakibatkan hipoglikemia ileus dan bahkan
hingga kematian janin. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dilatasi pada
system veskuler perifer, sehingga terjadi vasodilatasi sirkulasi uteroplasenter
dengan mengkatnya perfusi.
Pemberian dosis isoksuprin peroral untuk orang dewasa
adalah 10 – 20 mg untuk 3 atau 4 kali tiap hari.
Penyimpanan tablet isoksuprin dilakukan pada suhu
<40 derajat, suhu paling baik adalah
pada 15 – 30 derajat.
Farmakokinetik:
Absorbs isoksuprin terjadi dari traktus
gastrointestinal. Setelah pemberian secara peroral, konsentrasi puncak di
plasma terjadi setelah 1 jam dan dipertahankan sekitar 3 jam.
Waktu paruh yang diperlukan obat dalam plasma adalah
1,25 jam.
Obat isoksuprin dapat melewai plasenta dan diekskresi
melalui urin.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ichtiarti (2003), dalam
hal membandingkan efektivitas isoksuprin dan nifepidin dalam menghambat proses
persalinan preterm diketahui bahwa isoksuprin ternyata mempunyai efek samping
ke ibu dan janin nilai efektivitasnya berkurang. Ichtiarti melakukan penelitian terhadap 22
pasien yang mendapat terapi isoksuprin dan 22 pasien yang mendapat terapi
nifedipin. Hasil yang didapatkan adalah Ichtiarti (2003) menyatakan bahwa nifedipin memiliki angka keberhasilan sebesar 86,7% . nifedipin pun lebih efektif
jika dibandingkan dengan isoksuprin dalam menghambat proses ersalinan premature
dengan efek samping yang lebih minimal serta tidak mempengaruhi tekanan darah
pada pasien normotensi. Dibandingkan isoksuprin, nifedipin lebih efektif
mencegah proses persalinan premature selama 2 x 24 jam.
Sumber Pustaka:
Ichtiarti, Puji. 2003. Perbandingan Efektivitas Nifedipin dan Isoksuprin
Dalam Menghambat Proses Persalinan Preterm. Tesis.
Semarang : Program Pendidikan Dokter Spesialis I Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Unversitas Diponegoro.
PERTANYAAN
1.
Mengapa efek makin menurun jika terapi dilakukan secara jangka panjang?
2.
Bagaimana indikasi penggunaan isoksuprin?
3.
Apakah isoksuprin dapat mengalami interaksi dengan obat-obatan lain yang
dapat mempengaruhi terapi yang dilakukan?
4.
Obat ini dapat diekskresi melalui plasenta, lalu bagaimana penggunaannya
pada ibu hamil?
5.
Adakah pasien tertentu yang tidak bisa menerima terapi obat ini?
6.
Apa yang dimaksud tokolitik?
Pada penggunaan obat isokuprin vs nifedipin timbul efek samping yang disebabkan karena adanya gangguan metabolisme. Mengapa metabolisme nya dapat terganggu? Tlg dijelaskan terimakasih
BalasHapusKenapa nifedipin dapat dikatakan lebih baik dari pada isokuprin dari segi efek sampingnya? Ada kah hubungannya dengan struktur kimianya?
BalasHapusApakah isokuprin bisa digunakan untuk ibu hamil, anak dibawah 5tahun dan penderita kanker? Bagaimana kontraindikasinya?
BalasHapusDilihat dari struktur kimia obat Isoksuprin, gugus manakah yang bersifat toksik yang dapat menimbulkan efek samping penggunaan obat ya?
BalasHapusTerimakasih
No 2. Isoksuprin adalah derivat phenylethylamine dari adrenalin. Senyawa ini merupakan antagonis α-adrenoreseptor terhadap zat-zat stimulan β-adrenoseptor. Pada pemberian dengan dosis tinggi dapat menurunkan viskositas darah dan menghambat agregasi platelet. Indikasi: Kelahiran prematur, Penyakit pembuluh darah perifer, misalnya obliteran arteriosklerosis, obliteran tromboangiitis (Penyakit Buerger).
BalasHapusNo 6, setahu saya tokolitik adalah suatu efek obat yang mencegah ataupun menghentikan kontraksi pada uterus. Dimana obat-obat tokolitik sudah digunakan dengan peranan terbatas dalam pencegahan persalinan premature pada ibu hamil dengan usia kematian 24-33 minggu
BalasHapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan no 1, efek semakin menurun apabila digunakan secara jangka panjang karena telah terjadi resistensi antara reseptor dan obat, akibatnya apabila suatu obat digunakan terus menerus dengan dosis sama, maka terjadi penurunan efek dan terjadi resistensi reseptor dan obat
BalasHapusuntuk pertanyaan nomor 2. indikasinya antara lain untuk kelahiran prematur dan Penyakit pembuluh darah perifer, misalnya obliteran arteriosklerosis, obliteran tromboangiitis (Penyakit Buerger).
BalasHapusindikasi dari isoxsuorine menurut mims adalah Cerebrovascular and peripheral vascular disease
BalasHapus