Rabu, 18 Oktober 2017

DERIVAT FENOTIAZIN


Turunan fenotiazin mempunyai struktur kimia karakteristik yaitu system trisiklik tidak planar yang bersifat lipofil dan rantai samping alkil amino yang terikat pada atom N tersier pusat cincin yang bersifat hidrofil. Rantai samping tersebutbervariasi dan kebanyakan merupakan salah satu struktur sebagai berikut :propildialkilamino, alkil piperidil atau alkil piperazin.


Fenotiazin merupakan senyawa- senyawa trisiklik yang memiliki daya antihistamin dan antikolinergik yang tidak begitu kuat dan seringkali berdaya sentral kuat dengan efek neuroleptik.

Mekanisme Kerja
   Obat turunan fenotiazin ini bekerja sebagai antagonis dari reseptor D2 karena afinitasnya yang tinggi pada reseptor ini. Penghambatan pada reseptor D2 memberikan efek terhalangnya jalur dopaminergik pada otak terutama pada jalur mesocortical, nigrostriatal dan tuberoinfundibular yang menghasilkan efek terapeutik dan efek samping dari penggunaan obat antipsikotik.



  HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS
 
1. Gugus tioalkil (SCH3), senyawa tetap mempunyai aktivitas tranquilizer dan dapat menurunkan efek sampingGugus pada R2 dapat menentukan kerapatan elektron sistem cincin. Senyawa mempunyai aktivitas yang besar bila gugus pada Rr bersifat penarik elektron dan tidak terionisasi. Makin besar kekuatan penarik elektron makin tinggi aktivitasnya. Substitusi pada R2 dengan gugus Cl atau CF3 akan meningkatkan aktivitas. Substituen CF3 lebih aktil dibanding Cl karena mempunyai kekuatan penarik elektron lebih besar tetapi elek samping gejala ekstrapiramidal ternyatajuga lebih besar. Substitusi pada R2 dengan g ekstrapiramidal. Substitusi dengan gugus asil (COR), senyawa tetap menunjukkan aktivitas tranquilizer.
2. Substitusi pada posisi 1,3 dan 4 pada kedua cincin aromatik akan menghilangkan aktivitas tranquilizer.
3. Bila jumlah atom C yang mengikat nitrogen adalah 3, senyawa menunjukkan aktivitas tranquilizer optimal. Bila jumlah atom C = 2, senyawa menunjukkan aktivitas penekan sistem saraf pusat yang moderat tetapi efek antihistamin dan anti-Parkinson lebih dominan.
4. Adanya percabangan pada posisi β-rantai alkil dapat mengubah aktivitas farmakologisnya. Substitusi β -metil dapat meningkatkan aktivitas antihistamin dan antipruritiknya. Adanya substitusi tersebut menyebabkan senyawa bersifat optis aktif dan stereoselektif. Isomer levo lebih aktif dibanding isomer dekstro.
5. Substitusi pada rantai alkil dengan gugus yang besar, seperti fenil atau dimetilamin, dan gugus yang bersifat polar, seperti gugus hidroksi, akan menghilangkan aktivitas tranquilizer.
6. Penggantian gugus metil pada dimetilamino dengan gugus alkil yang lebih besar dari metil akan menurunkan aktivitas karena meningkatnya pengaruh halangan ruang.
7. Penggantian gugus dimetilamino dengan gugus piperazin akan meningkatkan aktivitas tranquilizer, tetapi juga meningkatkan gejala ekstrapiramidal. 8. Penggantian gugus metil yang terletak pada ujung gugus piperazin dengan gugus -CH2CH2OH hanya sedikit meningkatkan aktivitas.
9. Kuarternerisasi rantai samping nitrogen akan menurunkan kelarutan dalam lemak, menurunkan penetrasi obat pada sistem saraf pusat sehingga menghilangkan aktivitas tranquilizer.
10. Masa kerja turunan fenotiazin dapat diperpanjang dengan membuat bentuk esternya dengan asam lemak yang berantai panjang seperti asam enantat dan dekanoat


 
turunan fenotiazin yaitu:

  • Prometazin:
Antihistamin tertua ini (1949) digunakan pada reaksi-reaksi alergi akibat serangga dan tumbuh-tumbuhan, sebagai anti-emetik untuk mencegah mual dan mabuk jalan. Selain itu juga pada pusing-pusing (vertigo) dan sebagai sedativum pada batuk-batuk dan sukar tidur, terutama pada anak-anak. Efek samping yang umum adalah kadang-kadang dapat terjadi hipotensi,hipotermia(suhu badan rendah), dan efek-efek darah (leucopenia, agranulocytosis) Dosis: oral 3 x sehari 25-50mg sebaiknya dimulai pada malam hari; i.m. 50mg.
  • Tiazinamium
Adalah derivat N-metil dengan efek antikolinergik kuat, dahulu sering digunakan pada terapi pemeliharaan terhadap asma.
  • Oksomemazin
Adalah derivat di-oksi (pada atom-S) dengan kerja dan penggunaan sama dengan prometazin, antara lain dalam obat batuk. Dosis: oral 2-3 x sehari 10mg.
  • Alimemazin
Adalah analog etil denagn efek antiserotonin dan daya neuroleptik cukup baik. Digunakan sebagai obat untuk menidurkan anak-anak, adakalanya juga pada psikosis ringan. Dosis: oral 3-4 x sehari 10mg.
  • Fonazin (Dimetiotiazin)
Adalah derivat sulfonamida dengan efek antiserotonin kuat yang dianjurkan pada terapi interval migraine. Dosis: oral 3-4 x sehari 10mg. b.Isotipendil: Andantol (Homburg) Derivat aso-fenotiazin ini kerjanya pendek dari prometazin dengan efek sedatif lebih ringan. Dosis: ora; 3-4 x sehari 4-8mg, i.m. atau i.v. 10mg.
  • Mequitazin
Adalah derivat prometazin dengan rantai sisi heterosiklik yang mulai kerjanya cepat, efek-efek neurologinya lebih ringan. Digunakan pada hay fever, urticaria dan reaksi-reaksi alergi lainnya. Dosis: oral 2 x sehari 5mg.
  • Meltidazin
Adalah derivat heterosiklik pula (pirolidin) dengan efek antiserotonin kuat. Terutama dianjurkan pada urticaria. Dosis: oral 2 x sehari 8mg.


v Selain mempunyai efek antihistamin, golongan ini juga mempunyai aktivitas tranquilizer, serta dapat mengadakan potensiasi dengan obat analgesic dan sedativ.
v Pemasukan gugus halogen atau C pada posisi 2 dan perpanjangan atom C rantai samping akan meningkatkan aktivitas tranquilizer dan menurunkan efek antihistamin
v Prometazin, merupakan antihistamin H1 dengan aktivitas cukupan dengan masa kerja panjang.
 
Ø Mekuitazin. Antagonis H1 yang kuat dengan masa kerja panjang dan digunakan untuk memperbaiki gejala alergi.
Ø Oksomemazin, mekanismenya sama seperti mekuitazin
Ø Pizotifen hydrogen fumarat, sering digunakan sebagai perangsang nafsu makan.

Fenotiazin dalam Terapi farmakologi dengan antiemetic
Obat ini merupakan lini pertama yang digunakan dalam penanganan mualdan muntah akibat kemoterapi. Mekanisme kerjanya adalah dengan memblokade reseptor dopamin di area postrema (CTZ dan pusat muntah) digunakan untuk mengobati mual muntah karena kemoterapi dengan emetogenisitas ringan. Fenotiazin yang diberikan secara IV memiliki efikasi yang lebih baik dibandingkan pemberian secara peroral. Contoh obat golonganini misalnya : proklorperazin, klorpromazin, perphenazine, thiethylpirazine danpromethazine. Efek samping yang sering timbul adalah sedasi, akathisia, hipotensi, dan reaksi diastonik.
Fenotiazin Obat Anti-Psikosis

Anti-psikosis disebut juga neuroleptic, dahulu dinamakan major transquilizer. Salah satunya adalah chlorpromazine (CPZ), yang diperkenalkan pertama kali tahun 1951 sebagai premedikasi dalam anastesi akibat efeknya yang membuat relaksasi tingkat kewaspadaan seseorang. CPZ segera dicobakan pada penderita skizofrenia dan ternyata berefek mengurangi delusi dan halusinasi tanpa efek sedatif yang berlebihan.

No
Golongan
Obat
Sediaan
Dosis Anjuran

.












1.
Fenotiazin
Chlorpromazin
Tablet 25 dan 100 mg,
150-600




Injeksi 25 mg/ml
mg/hari














Thioridazin
Tablet 50 dan 100 mg
150-600





mg/hari









Trifluoperazin
Tablet 1 mg dan 5 mg
10-15 mg/hari







 


1. Bagaimana mekanisme kerja dari derivat fenotiazin?
2 . Bagaimana penggolongan fenotiazin dan apa contohnya?
3. Apakah tiap derivat fenotiazin memiliki efek samping yang sama?
4. Bagaimana interaksi obat derivat fenotiazin dengan obat lain?
5. Bagaimana hubungan efek fenotiazin sebagai antihistamin dan antipsikotik?


30 komentar:

  1. jawaban no 1 mekanisme kerja dari derivat fenotiazin yaitu Obat anti psikosis memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neurondi otak, prosesnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamine D2 reseptor antagonis). Obat anti psikosis yang baru (misalnya risperidone) di samping berafinitas terhadap dopamine D2 reseptor juga terhadap serotonin.

    BalasHapus
  2. No 1, sepengetahuan saya semua derivat fenotiazin memiliki efek yang sama yaitu sebagai AH1 yang mekanisme kejanya yaitu akan memblokade atau mencegah berikatannya histamin dengan H1. sehingga histamin tidak memberikan respon biologis berupa peradangan, alergi atau sebagainya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya saya setuju dengan nadya, AH1 mencegah histamin berikatan dengan reseptor H1

      Hapus
  3. Saya akan mencoba menjawab soal nomor 3. Fenotiazin dibagi berdasarkan jenis rantai samping yang melekat pada atom N cincin fenotiazin.
    1.Rantai samping profilamin. Klorpromazin adalah fenotiazin pertama yang digunakan pada skrizofenia. Efek sampingnya meliputi reaksi sensitivitas, seperti agranulositosis, anemia hermolitik, ruam, ikterus, kolestatik, dan fotosensitisasi.
    2.Rantai samping piperidin. Obat utama dalam kelompok ini adalah tioridazin. Kelebihan obat ini adalah relatif jarang menyebabkan gangguan pergerakan dan tidak menyebabkan rasa kantuk yang berarti.aktivitas anti kolinergiknya jelas dan bisa menyebabkan disfungsi seksual, termasuk ejakulasi retograd. Dosis tinggi bisa menyebabkan degerasi retina, walaupun jarang terjadi. Tioridazin dapat menyebabkan aritmia ventrikel dan kini merupakan obat lini kedua.
    3.Rantai samping piperazin. Aktivitas sedatif serta dan antikolinergiknya kurang dibandingkan klorpromazin, tetapi obat ini mungkin menyebabkan gangguan pergerakan khususnya orang berusia lanjut.

    BalasHapus
  4. saya akan mencoba menjawab no 4.
    Interaksi Obat fenotiazin dengan obat lain
    Contoh klorpromazinDengan Obat Lain :
    •Efek klorpromazin dapat ditingkatkan oleh delavirdin, fluoksetin, mikonazol, paroksetin, pergolid, kuinidin, kuinin, ritonavir, ropinirol dan inhibitor CYP2D6 lainnya.
    •Klorpromazin memperkuat efek penekan terhadap SSP dari analgesik narkotik, etanol, barbiturat, antidepresan siklik, antihistamin, hipnotik-sedatif.
    •Klorpromazin dapat meningkatkan efek amfetamin, betabloker tertentu, dekstrometorfan, fluoksetin, lidokain, paroksetin, risperidon, ritonavir, antidepresan trisiklik dan substrat CYP2D6 lainnya.
    •Klorpromazin dapat meningkatkan efek /toksiksitas antikolinergik, antihipertensi,litium, trazodon, asam valproat. Penggunaan bersama antidepresan trisklik dapat mengubah respons dan meningkatkan toksisitas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya ingin menambahkan jawaban ike kombinasi dengan epinefrin akan dapat menimbulkan hipotensi. Kombinasi dengan antiaritmia, cisaprid, pimosid, sparfloksacin dan obatobat yang memperpanjang interval QT akan dapat meningkatkan resiko aritmia.
      Kombinasi dengan metoklopramid akan dapat meningkatkan resiko gejala ekstrapiramidal.
      Klorpromasin mungkin menurunkan efek substrat prodrug CYP2D6 seperti kodein, hirokodon, oksikodo.

      Hapus
  5. Hai dyah saya mau mncoba mnjawab no 2 nih,
    Contoh klorpromazin Dengan Obat Lain :
    • Efek klorpromazin dapat ditingkatkan oleh delavirdin, fluoksetin, mikonazol, paroksetin, pergolid, kuinidin, kuinin, ritonavir, ropinirol dan inhibitor CYP2D6 lainnya.
    • Klorpromazin memperkuat efek penekan terhadap SSP dari analgesik narkotik, etanol, barbiturat, antidepresan siklik, antihistamin, hipnotik-sedatif.
    • Klorpromazin dapat meningkatkan efek amfetamin, betabloker tertentu, dekstrometorfan, fluoksetin, lidokain, paroksetin, risperidon, ritonavir, antidepresan trisiklik dan substrat CYP2D6 lainnya.
    • Klorpromazin dapat meningkatkan efek /toksiksitas antikolinergik, antihipertensi,litium, trazodon, asam valproat. Penggunaan bersama antidepresan trisklik dapat mengubah respons dan meningkatkan toksisitas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dg saudara Rizki Klorpromazin memperkuat efek penekan terhadap SSP dari analgesik narkotik, etanol, barbiturat, antidepresan siklik, antihistamin, hipnotik-sedatif.

      Hapus
  6. Sorry dyah,nomor 4 mksdnya bukan nomor 2

    BalasHapus
  7. Saya hilda nofitriana, akan membantu menambahkan jawaban dari pertanyaan no 4. Menambahkan contoh klorpromazin dengan Obat Lain :
    Kombinasi dengan epinefrin akan dapat menimbulkan hipotensi. Kombinasi dengan antiaritmia, cisaprid, pimosid, sparfloksacin dan obatobat yang memperpanjang interval QT akan dapat meningkatkan resiko aritmia.
    Kombinasi dengan metoklopramid akan dapat meningkatkan resiko gejala ekstrapiramidal.
    Klorpromasin mungkin menurunkan efek substrat prodrug CYP2D6 seperti kodein, hirokodon, oksikodon dan tramadol.
    Klorpromazin antiparkinson levodopa dan mungkin dapat menghambat efek pressor epinefrin.

    BalasHapus
  8. Golongan Phenothiazine yang dibagi 3 golongan :
    1. Rantai Aliphatic : contohnya Clorpomazine (largactil),
    2. Rantai Piperazine : contohnya Perphenazine (stelazine), Trifluophenazine (anatensol),
    3. Rantai Piperidine :contohnya Thioridazine

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya akan sedikit meluruskan pertanyaan dan jawaban no.2 penggolongan fenotiazin jika dilihat aktivitasnya sebagai antipsikotik bisa digolongkan mnjdi 3 yaitu: Ø Klorpromazin
      Ø Prometazin
      Ø Flufenazin
      Ø Prokloperazin
      Ø Tioridazin
      namun jika aktivitasnya sebagai antihistamin tidak terdapat penggolongan. untuk cth fenotiazin itu sendiri yaitu : prometazin HCl, metdilazin HCl, oksomemazin dll

      Hapus
    2. saya setuju nurul. sebagai antipsikotik obatyang sering digunakan adalah klorpromazin, sedangkan antihistamin yaitu prometazin

      Hapus
  9. mekanisme CPZ
    memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neurondi otak, prosesnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamine D2 reseptor antagonis). Obat anti psikosis yang baru (misalnya risperidone) di samping berafinitas terhadap dopamine D2 reseptor juga terhadap serotonin.

    BalasHapus
  10. nmr 1
    mekanisme kerja dari derivat fenotiazin yaitu Obat anti psikosis memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neurondi otak, prosesnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamine D2 reseptor antagonis). Obat anti psikosis yang baru (misalnya risperidone) di samping berafinitas terhadap dopamine D2 reseptor juga terhadap serotonin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya akan menambahakan jawaban dari ana
      fenotiazin Alifatik
      fenotiazin Alifatik menghasilkan efek sedatif yang kuat menurunkan tekanan darah dan menimbulkan gejala-gejala ekstrapiramidal
      fenotiazin piperazin menghasilkan efek sedattif yang sedang, efek antiemetik yang kuat, dan beberapa menurrunkan tekanan darah. Obat-obat ini juga menyebabkan timbulnya lebih banyak gejala-gejala ekstrapiramidal dari pada fenotiazin yang lain
      fenotiazin piperadin mempunyai efek sedatif yang kuat, menimbulkan sedikit gejala-gejala ekstrapiramidal, dapat menurunkan tekanan darah dan tidak mempunyai efek antiemetik

      Hapus
    2. Saya akan coba menambahkan jawaban dari silvi.
      Fenotiazin alifatik menghasilkan efek sedatif yang kuat, menurunkan tekanan darah dan mungkin menimbulkan gejala-gejala ekstrapiramidal (EPS = extrapyramidal symptoms) (pseudoparkinsonisme).
      Fenotiazin piperazin menghasilkan efek sedatif yang sedang, antiemetik yang kuat dan beberapa menurunkan tekanan darah dan dapat menyebabkan timbulnya lebih banyak gejala-gejala ekstrapiramidal daripada fenotiazin yang lain.
      Fenotiazin piperadin mempunyai efek sedatif yang kuat, menimbulkan sedikit gejala ekstrapiramidal, dapat menurunkan tekanan darah dan tidak mempunyai efek antiemetik.

      Hapus
  11. No 5, efek antihistamin dan efek antipsikotik dihasilkan ketika obat turunan fenotiazin berikatan dengan reseptor antihistamin 1 dan reseptor dopamin 2. Contohnya klorpromazin (turunan fenotiazin) berikatan dengan reseptor d2 menghasilkan efek antipsikotik, mequitazin (turunan fenotiazin) berikatan dengan reseptor AH1 menghasilkan efek antihistamin (antialergi).

    BalasHapus
  12. saya akan membantu menjawab soal no. 2
    Contoh: prometazin HCl, metdilazin HCl, mekuitazin, oksomemazin, siproheptadin HCl, isotipendil HCl, azatadin maleat, loratadin dan pizotifen maleat.

    a. Prometazin HCl, (Camergan, Phenergan, Prome), digunakan sebagai antiemetik dan tranquilizer.
    b. Metdilazin HCl (Tacaryl), digunakan terutama sebagai antipruritic.
    c. Mekuitazin (Meviran), digunakan untuk memperbaiki gejala alergi. terutama alergi rinitis, pruritik, urtikaria dan ekzem.
    d. Oksomemazin (Doxergan), digunakan untuk memperbaiki gejala alergi, terutama alergi rinitis dan kutaneus dan untuk antibatuk
    e. Isotipendil HCl (Andatol), digunakan sebagai antipruritik, urtikaria dan dermatitis. Kadang-kadang digunakan pula sebagai antihistamin setempat.
    f. Pizotifen hidrogen fumarat, adalah antihistamin-H1 yang sering digunakan sebagai perangsang nafsu makan.

    BalasHapus
  13. saya akan menjawab pertanyaan no 3.
    dimana tidak semua derivat fenotiazin mempunyai efek samping yang sama , akan tetapi sebagian besar derivat fenotiazin mempunyai efek samping yang sama diantaranya yaitu : piperazin, flufenazin,ferfenazin proklorferazin dan trifluoferazin dengan menyebabkan terjadinya gejala ekstrapiramidal.

    BalasHapus
  14. Mekanisme kerja:
    Obat anti psikosis memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neurondi otak, prosesnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamine D2 reseptor antagonis). Obat anti psikosis yang baru (misalnya risperidone) di samping berafinitas terhadap dopamine D2 reseptor juga terhadap serotonin.

    BalasHapus
  15. jawaban dari pertanyaan no 4. Menambahkan contoh klorpromazin dengan Obat Lain :
    Kombinasi dengan epinefrin akan dapat menimbulkan hipotensi. Kombinasi dengan antiaritmia, cisaprid, pimosid, sparfloksacin dan obatobat yang memperpanjang interval QT akan dapat meningkatkan resiko aritmia.
    Kombinasi dengan metoklopramid akan dapat meningkatkan resiko gejala ekstrapiramidal.
    Klorpromasin mungkin menurunkan efek substrat prodrug CYP2D6 seperti kodein, hirokodon, oksikodon dan tramadol.
    Klorpromazin antiparkinson levodopa dan mungkin dapat menghambat efek pressor epinefrin.

    BalasHapus
  16. 4. Interaksi cpz
    Dengan Obat Lain :
    Efek klorpromazin dapat ditingkatkan oleh delavirdin, fluoksetin, mikonazol, paroksetin, pergolid, kuinidin, kuinin, ritonavir, ropinirol dan inhibitor CYP2D6 lainnya.
    Klorpromazin memperkuat efek penekan terhadap SSP dari analgesik narkotik, etanol, barbiturat, antidepresan siklik, antihistamin, hipnotik-sedatif.
    Klorpromazin dapat meningkatkan efek amfetamin, betabloker tertentu, dekstrometorfan, fluoksetin, lidokain, paroksetin, risperidon, ritonavir, antidepresan trisiklik dan substrat CYP2D6 lainnya.
    Klorpromazin dapat meningkatkan efek /toksiksitas antikolinergik, antihipertensi,litium, trazodon, asam valproat. Penggunaan bersama antidepresan trisklik dapat mengubah respons dan meningkatkan toksisitas.
    Kombinasi dengan epinefrin akan dapat menimbulkan hipotensi. Kombinasi dengan antiaritmia, cisaprid, pimosid, sparfloksacin dan obatobat yang memperpanjang interval QT akan dapat meningkatkan resiko aritmia.
    Kombinasi dengan metoklopramid akan dapat meningkatkan resiko gejala ekstrapiramidal.
    Klorpromasin mungkin menurunkan efek substrat prodrug CYP2D6 seperti kodein, hirokodon, oksikodon dan tramadol.

    BalasHapus
  17. hai dyah, saya akan membantu menjawab petanyaan no 1. Menurut sumber yang saya dapatkan fenotiazin dapat bekerja sebagai anti psikosis dimana fenotiazin memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neurondi otak, prosesnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamine D2 reseptor antagonis).

    BalasHapus
  18. hai dyah saya akan menambahkan yaa
    STRATEGI TERAPI ANTIHISTAMIN ” AM-PM”
    Keputusan untuk memilih suatu antihistamin untuk mengatasi gangguan alergi semisal rhinitis alergica atau urtikaria idiosinkratik kronik harus berdasarkan pada harga, frekuensi dosis, ketersediaan, kontraindikasi, dan efek samping. Semua antihistamin generasi pertama kini telah ada dalam sediaan generik serta sediaan OTC dengan harga lebih murah. Namun tidak demikian halnya dengan antihistamin generasi kedua dan ketiga. Masalah perbedaan harga ini menjadi suatu pertimbangan.
    Meski sedikit lebih mahal, antihistamin generasi kedua dan ketiga secara klinis menunjukkan efikasi tanpa efek sedatif yang menjadi karakteristik dari generasi pertama. Sebenarnya rasa sedasi dan drowsiness sangatlah subjektif, hanya dirasakan oleh individu dan tidak bisa jadi bukti klinis.

    BalasHapus
  19. mekanisme kerja dari derivat fenotiazin yaitu Obat anti psikosis memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neurondi otak, prosesnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamine D2 reseptor antagonis). Obat anti psikosis yang baru (misalnya risperidone) di samping berafinitas terhadap dopamine D2 reseptor juga terhadap serotonin.

    BalasHapus
  20. Nomor 1
    fenotiazin dapat bekerja sebagai anti psikosis dimana fenotiazin memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neurondi otak, prosesnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamine D2 reseptor antagonis).

    BalasHapus
  21. Nomor 1
    fenotiazin dapat bekerja sebagai anti psikosis dimana fenotiazin memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neurondi otak, prosesnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamine D2 reseptor antagonis).

    BalasHapus
  22. saya akan mencoba menjawab no 4.
    Interaksi Obat fenotiazin dengan obat lain
    Contoh klorpromazinDengan Obat Lain :
    •Efek klorpromazin dapat ditingkatkan oleh delavirdin, fluoksetin, mikonazol, paroksetin, pergolid, kuinidin, kuinin, ritonavir, ropinirol dan inhibitor CYP2D6 lainnya.
    •Klorpromazin memperkuat efek penekan terhadap SSP dari analgesik narkotik, etanol, barbiturat, antidepresan siklik, antihistamin, hipnotik-sedatif.
    •Klorpromazin dapat meningkatkan efek amfetamin, betabloker tertentu, dekstrometorfan, fluoksetin, lidokain, paroksetin, risperidon, ritonavir, antidepresan trisiklik dan substrat CYP2D6 lainnya.
    •Klorpromazin dapat meningkatkan efek /toksiksitas antikolinergik, antihipertensi,litium, trazodon, asam valproat. Penggunaan bersama antidepresan trisklik dapat mengubah respons dan meningkatkan toksisitas

    BalasHapus
  23. hai dyah, saya akan membantu menjawab petanyaan no 1. Menurut sumber yang saya dapatkan fenotiazin dapat bekerja sebagai anti psikosis dimana fenotiazin memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neurondi otak, prosesnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamine D2 reseptor antagonis).

    BalasHapus