Jumat, 20 Oktober 2017

ASAS PERANCANGAN OBAT

Azas Perancangan Obat



             Penemuan obat adalah sebuah usaha yang diarahkan pada suatu target biologis, yang telah diketahui berperan penting dalam perkembangan penyakit atau dimulai dari suatu molekul dengan aktivitas biologi yang menarik. 
             Rancangan Obat adalah usaha untuk mengembangkan obat yang telah ada, yang sudah diketahui struktur molekul dan aktivitas biologisnya, atas dasar penalaran yang sistematik dan rasional, dengan mengurangi faktor coba-coba seminimal mungkin.
 
Tujuan dari rancangan obat

Pada awalnya tujuan perancangan obat adalah mendapatkan obat baru dengan aktivitas yang lebih baik dengan biaya yang layak secara ekonomi, kemudian berkembang untuk mendapatkan obat dengan efek samping yang minimal (aman digunakan), bekerja lebih selektif, masa kerja yang lebih lama, dan meningkatkan kenyamanan pemakaian obat. 
Rancangan obat sering digambarkan sebagai proses elaborasi sistematik untuk mengembangkan lebih lanjut obat yang sudah ada, dengan tujuan mendapatkan obat baru dengan efek biologis yang diinginkan dan mengurangi atau menghilangkan efek samping yang ada, melalui manipulasi molekul.
Langkah-langkah perancangan obat :
1.   Mencari senyawa penuntun (lead compound),
yaitu senyawa yang digunakan sebagai pangkal tolak modifikasi molekul. Senyawa penuntun adalah senyawa yang dapat menimbulkan aktivitas biologis, seperti aksi terapeutik, aksi toksik, regulasi fisiologis, hormon, dan feromon, serta senyawa yang terlibat atau berpengaruh terhadap proses biokimia dan patologi pada hewan atau tumbuh-tumbuhan.
2.      Manipulasi molekul (modifikasi molekul atau modifikasi struktur),
Yaitu mensintesis sejumlah turunan senyawa penuntun, melakukan identifikasi strukrtur dan menguji aktivitas biologisnya. Gugus atau substituen yang disubsitusikan dapat dipilih dengan menggunakan metode Topliss, metode pencarian Fibonacci, metode Rangkaian optimisasi simpleks atau Analisis klaster. Jumlah senyawa yang disintesis tergantung dari metode yang digunakan.
3.      Merumuskan hubungan kuantitatif sementara antara struktur-aktivitas biologis dari senyawa yang jumlahnya terbatas dengan menggunakan statistik analisis regresi. Pada tahap ini umumnya digunakan model LFER Hansch (model ekstratermodinamik) atau model de novo Free-Wilson. Parameter sifat kimia fisika yang digunakan dalam HKSA model Hansch adalah parameter lipofilik seperti log P, , f dan Rm, parameter elektronik, seperti pKa,π ∂, ∂i, ∂*, F, dan R, serta parameter sterik, seperti MR, (P), Es, L, dan B1-B5.
4.      Hasil analisis regresi kemudian dievaluasi dan merancang sejenisnya untuk mengembangkan dan menyempurnakan hubungan tersebut. Peneliti harus sudah yakin bahwa senyawa sejenis yang akan disintesis merupakan pilihan”terbaik” secra hipotesis.
5.      Merancang penggunaan bentuk sediaan obat yang sesuai.
6.      Merancang aturan dosis yang sesuai
Evaluasi Klinik
Langkah ke 5, 6 dan 7 pada umumnya melibatkan bidang disiplin ilmu yang lain
seperti farmasetika, farmakologi, biokimia, toksikologi dan kedokteran.

Langkah Penting dalam Pengembangan Obat
  • Mencari Senyawa Penuntun
Beberapa pendekatan dalam mencari dan menemukan senyawa penuntun (lead compound, parent compound) antara lain:  
  • Penapisan Acak Senyawa Produk Alam
Penemuan senyawa produk alam pada umumnya dilakukan karena penapisan secara masal dari bahan alam, diisolasi dan dimurnikan senyawa yang terkandung, ditentukan struktur kimianya, diuji dengan sistem uji biologis dengan metode yang sesuai ( in vitro, in situ dan in vivo) sehingga didapatkan senyawa penuntun.
Senyawa Kimia Aktif dari Kejadian secara tidak Sengaja atau  Kebetulan Beberapa obat kadang-kadang diketemukan kebetulan dalam laboratorium  atau klinik oleh ahli farmasi,ahli kimia, dokter atau peneliti lain.
Contoh :
Chan dan Hepp (1886), memberikan resep yang salah, seharusnya memberikan naftalen untuk pengobatan parasit saluran usus tetapi keliru memberikan asetanilid,yang ternyata mempunyai efek antipiretik.
  • Uji Metabolit Obat
Mungkin Memberikan Aktivitas Kadang-kadang ada obat yang menimbulkan aktivitas setelah mengalami proses metabolisme (pra-obat/pro-drug). Hasil metabolit aktif tersebut dapat digunakan langsung sebagai obat atau dijadikan senyawa penuntun.
Contoh : Prontosil rubrum direduksi menjdi sulfanilamid yang berkhasiat sebagai antibakteri.
  
  •  Studi Biomolekul dan Endokrinologi
Proses biokimia, termasuk biologi molekul dan endokrinologi pada manusia dan mamalia, merupakan lapangan yang luas untuk mencari secara sistematik senyawa bioaktif yang mungkin dapat dijadikan senyawa penuntun. Berkembangnya pengetahuan tentang peran Replikasi kromosom dan multiplikasi biopolimer membuka lapangan baru untuk menemukan senyawa penuntun pada rancangan obat. Replikasi ADN, transkripsi informasi genetik dari ADN ke mesengger ARN, dan translasi protein pada ribosom memerlukan perhatin yang khusus karena banyak senyawa aktif yang dapat mempengaruhi tahap-tahap penting proses biosintesis protein tersebut.
Contoh :
Antibiotik mitomisin C bekerja sebgai antikanker dengan menghambat proses replikasi ADN melalui reaksi alkilasi
Doksorubisin bekerja sebagai antikanker dengan menghambat proses replikasi dan trans-kripsi ADN, melalui interaksi interkalasi dengan pasangan basa pada double heliks ADN.
  • Studi Perbandingan Biokimia
Proses biokimi bersifat universal, sehingga senyawa antimetabolit dan antivitamin umum menunjukkn aktivitas yang juga universal, yaitu bekerja pada spesies yang luas mulai dari mikroorganisme, mamalia dan manusia. Dalam hal ini studi perbandingan proses biokimia sangat penting karena dapat membantu untuk melihat adanya perbedaan proses biokimia antara spesies.
  •  Analisis Mekanisme Aksi Senyawa Multipoten
Senyawa multipoten adalah senyawa yang mempunyai kemampuan untuk menyebabkan dua atau lebih tipe aktivitas yang berbeda, melalui mekanisme yang berbeda dan berbeda pula tipe reseptornya.
Contoh ; aktivitas α-dan β-adrenergik turunan katekolamin, subsitusi gugus yang terikat pada atom N rantai samping mempunyai hubungan yang bermakna dengan aktivitas α-adrenergik, sedang inti katekol berhubungan dengan aktivitas β- adrenergik.
  • Efek Samping Obat
Efek samping mempunyai mekanisme aksi yang terpisah.
Contoh ; Antihistamin yang menimbulkan efek samping sedatif kuat, seperti prometazin, dapat dikembangkan lebih lanjut melalui rancangan obat, menjadi senyawa tranquilizer yang paten, seperti klorpromazin.
  • Uji Hasil Antara Proses Sintesis Obat
Senyawa antara (intermediate) adalah senyawa lain disamping produk yang terjadi pada reaksi sintesis.
A + B C (senyawa antara) + D (produk akhir)
Ciri-ciri senyawa antara adalah mengandung gugus tertentu yang sama dengan produk akhir, dan mempunyai aktivitas biologis yang mirip. Senyawa antara di atas dapat dikembangkan sebagai senyawa penuntun.
 
  • Merancang Struktur Kimia Baru dan Penetapan Aktivitas Biologis
Dasar pengembangan ini adalah melakukan sintesis senyawa secara kimia murni kemudian dilakukan penapisan aktivitas biologisnya secara acak lengkap dengan harapan beberapa diantaranya mungkin menunjukkan aktivitas yang berguna.  Diperkirakan untuk mendapatkan obat antikejang baru, diperlukan penapisan lebih kurang 500.000 senyawa kimia. 
Contoh lain adalah cara penapisan acak secara langsung dan rasional dalam usaha mndapatkan obat antimalaria seperti klorokuin, ternyata memerlukan penapisan lebih kurang 14.000 senyawa kimia. Obat yang didapat dengan metode ini antara lain adalah asetaminofen,sebagai hasil metabolit asetanilid atau fenasitin , sikloguanil dari klorguanid, desipramin, dari imipramin, oksofenarsin dari arsfenamin, dan oksifenabutazon dari fenilbutazon.
Pengembangan Senyawa Penuntun
Senyawa penuntun yang mempunyai aktivitas biologis tertentu dan menarik untuk digunakan sebagai bahan awal pengembangan obat baru dapat dikembangkan lebih lanjut dengan tujuan pengembangan subsitusi untuk mendapatkan senyawa yang lebih poten, spesifik, aman, dan efek samping minimal, tujuan perubahan spectrum aktivitas, dan tujuan modulasi farmakokinetik.
1. Pengembangan substituisi untuk mendapatkan senyawa yang lebih poten,spesifik, aman, dan efek samping minimal.
2. Pengubahan spektrum aktivitas
Contoh :
a. Mengubah senyawa agonis menjadi antagonis spesifik.
b. Memisahkan komponen utama dari spektrum aktivitas ke dalam     molekul
c. Kombinasi aktivitas dari obat yang berbeda
d.Memperkecil efek samping obat
e. Selektif terhadap spesies atau organ tertentu
3. Tujuan suatu modulasi farmakokinetik
yaitu mengatur ketersediaan biologis dan fisiologis senyawa bioaktif dengan melakukan modifikasi molekul.
a.       Modulasi (mengatur) hubungan dosis-efek,yaitu mengatur hubungan   antara dosis obat dengan kadar dalam jaringan target sehingga terjadi perubahan potensi obat. Contoh: pengembangan turunan benzil penisilin sehingga tahan terhadap asam lambung dan dapat diberikan peroral, seperti ampisilin.
b.      Modulasi hubungn waktu-kadar,yaitu dengan membuat sedian depo atau
sediaan lepas lambat bila diinginkan efek obat yang lebih lama,atau dibuat
sediaan intravena bila diinginkan efek obat yang cepat.
* Ester dari hormon steroid yang sangat lipofilik,seperti hidroksi progesterone kaproat dan medroksi progesteron asetat, obat kontrasepsi yang bila diberikan secara intramuskular,efektif selama lebih kurang tiga bulan.
* Bentuk garam sodium dari deksametason dapat dibuat sediaan    intravena,yang digunakan bila diinginkan efek obat secara cepat.
c.       Modulasi distribusi obat pada berbagai kompartemen. Misalnya obat dibuat hidrofilik kuat sehingga tidak dapat menembus membran biologis tertentu dan efek pada kompartemen tertentu. Contoh: sulfatiasol dirancang dalam bentuk hemiptalil(ptalilsulfatiasol) atau hemisuksinil amida(suksisnilsulfatiasol) yang sukar diabsorsi dalam saluran cerna,sehingga efektif untuk poengobatan infeksi saluran cerna.


Prosedur Pengembangan Obat
a.        Pembuatan sediaan homolog.
Mengubah jenis atau kedudukan subtituen pada rantai samping.
b.      Mengganti bagian yang kurang penting dan mempertahankan gugus fungsi yang ada.
Contoh : pengembangan turunan sulfonamida dan turunan penisilin.
c.       Melakukan penyederhanaan struktur.
Contoh: penyederhanaan struktur kokain (anestesis setempat) dihasilkan benzokain dan prokain.
d.      Konversi produk alami.
Contoh : aktivitas dan -adrenergik dari turunan katekolamin α β
e.       Modifikasi dengan petunjuk tetapan kimia fisika dari subtituen.
Contoh : pengembangan turunan kloramfenikol
f.       Penggunaan prinsip isosterik
g.      penggantian gugus ester (COO) pada molekul prokain, senyawa   anestesi setempat, dengan gugus amida (CONH) akan menghasilkan prokainamid yang berkhasiat antiaritmia.
h.      Memisahkan campuran isomer
i.        Pembentukan senyawa kembar
j.        Modifikasi molekul secara alami.
k.      Transformasi mikroba

 
Rancangan Obat Rasional
Impian ahli kimia madisinal dan farmakogi adalah dapat membuat obat yang aktif secara farmakologis dan bekerja sangat selektif melalui rancangan rasional yang benar. Merancang obat secara rasional berhubungan dengan pengetahuan tentang hal-hal berikut :
a. Mekanisme kerja dan sisi kerja obat pda tingkat molekul dan tingkat elektronik.
b. Hubungan kualitatif dan kuantitatif struktur kimia dan aktivitas biologis
    Reseptor obat dan topografi tiga dimensi
d. Model interaksi obat reseptor
e. Efek farmakologis dari gugus yang spesifik
f. Hubungan parameter sifat kimia fisika(hidrofob, elektronik dan sterik) dengan
    aktivitas biologis
g. Mekanisme reaksi kimia dan biokimia
h. Biosintesis metabolit dan konstituen lain dalam organisme hidup
i.  Perbedaan sitologi dan biokomia antara manusia dan parasit
WADAH DISKUSI
teman-teman dapat memberi contoh dan menjelaskan secara singkat obat-obat yang sudah dikembangkan hingga saat ini..

12 komentar:

  1. Hi diah, saya menemukan jurnal oleh
    Enade Perdana Istyastono
    Indonesian Journal of Chemistry, 2003, 3 (3), 179-186
    Analisis Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas Kurkumin dan Turunannya Sebagai Inhibitor GST Berdasarkan Perhitungan Kimia Komputasi
    Kurkumin dan turunannya dilaporkan memiliki aktivitas sebagai inhibitor GST, namun hingga saat ini belum pernah diteliti HKSA senyawa-senyawa tersebut sebagai inhibitor GST. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian HKSA kurkumin dan turunannya sebagai inhibitor GST guna mendesain senyawa turunan kurkumin yang optimal sebagai inhibitor GST.
    Tujuan penelitian ini adalah merumuskan HKSA senyawa-senyawa turunan kurkumin sebagai inhibitor GST dan merumuskan strategi desain senyawa turunan dan analog kurkumin baru sebagai inhibitor GST.
    KESIMPULAN
    Metode AM1 menghasilkan deskriptor yang lebih baik dalam pembangunan model persamaan HKSA kurkumin dan turunannya sebagai inhibitor GST daripada metode PM3.
    Hubungan kuantitatif antara muatan bersih atom pada atom-atom cincin senyawa 1,7-bis-(fenil)-1,6-heptadien-3,5-dion (Cur. 1/senyawa induk) sebagai gambaran struktur elektronik menunjukkan signifikansi hubungan dengan aktivitas senyawa sebagai inhibitor GST, mengikuti persamaan :
    log 1/IC50 = -2,238 – 17,326 qC2’ + 1,876 qC4’ + 9,200 qC6’

    BalasHapus
  2. hai dyah, jadi perbedaan sitologi dan biokimia antara manusia dan parasit yaitu : pada manusia sel nya lebih kompleks,memiliki inti(eukariotik) sedangkan pada parasit selnya tidak memiliki membran inti(prokariotik).

    BalasHapus
  3. i. perbedaan sitologi dan biokimia antara manusia dan parasit :
    pada parasit tidak mempunyai atau memiliki membran inti ( prokariotik )
    sedangkan pada manusia memiliki inti (eukariotik ) karna selnya lebih inti

    BalasHapus
  4. Secara umum interaksi antara obat dengan reseptor adalah mudah lepas dan reversibel, dan tidak melibatkan ikatan kimia yang kuat. Analogi aksi obat pada reseptor adalah konsep kunci ( obat ) dengan gembok ( reseptor ). Asumsi sederhana mengenai pembentukan kompleks obat dengan reseptor diekspresikan sebagai reaksi kimia seperti berikut : ( Nugroho, 2012 )
    Obat + Reseptor kompleks obat – Reseptor
    Efek obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan reseptor pada sel suatu organisme. Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimiawi dan fisiologi yang merupakan respons khas untuk obat tersebut Reseptor obat merupakan komponen makromolekul fungsional yang kencakup dua fungsi penting. Pertama, bahwa obat dapat mengubah kecepatan kegiatan faal tubuh. Kedua, bahwa obat tidak menimbulkan suatu fungsi baru, tetapi hanya memodulasi fungsi yang sudah ada

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selain Interaksi obat dan reseptor yang bersifat reversibel ada juga yang bersifat irreversibel.

      Hapus
  5. hay diah, dari artikel yang saya baca PERAN KIMIA MEDISINAL DALAM PENGEMBANGAN DAN PENEMUAN OBAT BARU oleh siswandono dari Universitas Airlangga,Ilmu kimia medisinal baru berkembang setelah diketemukannya sulfonamida sebagai antibakteri sekitar tahun 1930. Dan sekarang sejumlah besar penyakit telah dapat diatasi atau dikontrol dengan obat. Penyakit infeksi oleh bakteri dan jamur, penyakit mental, paru, kardiovaskular, gastrointestinal,
    peradangan, beberapa jenis kanker dan leukemia tertentu telah dapat diobati dengan kemoterapetika. Penemuan senyawa baru masih terus diusahakan untuk penyakit-penyakityangbelum dapat diatasi, di samping pengembangan senyawa yang sudah digunakan dengan tujuan memberikan kualitas hidup yang lebih baik. Molekul senyawa endogen organik yangberinteraksi dengan messenger, enzim atau reseptordapat dimodifikasi, digunakan sebagai senyawa induk, sehingga memberikan netralisasi, hambatan, peningkatan aktivitas, atau intervensi kehidupan sel. Proses biosintesis dan metabolisme senyawa endogen selular dapat diintervensi sehingga dihasilkan turunan senyawa endogen dengan tujuan yang sama.
    Penemuan obat baru masa mendatang dengan carabiologi molekuler mempunyai prospek yang cerah. Produksi dengan Cara rekayasa genetik dengan menggunakan E. coli dilakukan pada insulin manusia,• antigen virus hepatitis B dengan menggunakan jamur, sel mamalia pada t-PA (tissue plasminogen activator), hormon pertumbuhan manusia, interferon a, {3 dan y, dan antibodi monoklonal, terus meningkat penggunaannya.

    BalasHapus
  6. jadi perbedaan sitologi dan biokimia antara manusia dan parasit yaitu : pada manusia sel nya lebih kompleks,memiliki inti(eukariotik) sedangkan pada parasit selnya tidak memiliki membran inti(prokariotik).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa nindi, dan juga pada manusia selnya kompleks sedangkan parasit selnya tidak kompkej dan tidak memiliki membran inti

      Hapus
  7. Secara umum interaksi antara obat dengan reseptor adalah mudah lepas dan reversibel, dan tidak melibatkan ikatan kimia yang kuat. Analogi aksi obat pada reseptor adalah konsep kunci ( obat ) dengan gembok ( reseptor )

    BalasHapus
  8. Menurut saya, sederhananya yaitu contohnya pada pengembangan generasi antihistamin. Antihistamin generasi 1 (ex. CTM) memiliki efek sedatif yang tinggi. Oleh karena itu, maka dikembangkan antihistamin golongan 2 (ex. Loratadine) yang ditambahkan gugus -OH dan -COOH sehingga obat lebih bersifat hidrofil dan sulit menembus sawar otak. Efek tersebutlah yang dapat menurunkan efek sedasi pada golongan tersebut. Semakin tinggi generasi Antihistamin maka obat memiliki durasi aktif yang lama dan efek sedatif yang semakin minim.

    BalasHapus
  9. Saya akan menambahkan Penemuan obat baru masa mendatang dengan carabiologi molekuler mempunyai prospek yang cerah. Produksi dengan Cara rekayasa genetik dengan menggunakan E. coli dilakukan pada insulin manusia,• antigen virus hepatitis B dengan menggunakan jamur, sel mamalia pada t-PA (tissue plasminogen activator), hormon pertumbuhan manusia, interferon a, {3 dan y, dan antibodi monoklonal, terus meningkat penggunaannya.

    BalasHapus
  10. hai dyah, jadi perbedaan sitologi dan biokimia antara manusia dan parasit yaitu : pada manusia sel nya lebih kompleks,memiliki inti(eukariotik) sedangkan pada parasit selnya tidak memiliki membran inti(prokariotik).

    BalasHapus